Selasa, 11 Juli 2017

Fodim's Highlight

Atma Jaya Warrior

Strive and Persistence for Greatness

Hai fodimers dan sobat atma, apakah temen-temen sudah tahu Unika Atma Jaya mempunyai nilai-nilai pokok? Yap, betul sekali. Nilai-nilai pokok tersebut adalah KUPP (Kristiani, Unggul, Profesional, dan Peduli). UKM Fodim bekerja sama dengan UKM OASE beserta dengan karyawan Unika Atma Jaya mengadakan suatu acara yang mencerminkan pada salah satu nilai KUPP nih, nilai tersebut adalah peduli. Acara tersebut bernama Atma Jaya Warrior yang bertemakan “Strive and Persistence for Greatness”. Acara ini diselenggarakan pada hari Sabtu, 20 Mei 2017 dan Minggu, 21 Mei 2017 di desa Cibogo.

Terdapat beberapa kegiatan besar yang dapat teman-teman lihat. Kegiatan yang pertama kali dilakukan adalah kegiatan pelatihan. Pelatihan ini bermanfaat untuk mengajarkan ibu-ibu serta anak muda untuk merangkai manik-manik menjadi aksesoris, seperti tas, rosario, tempat tisu dan lainnya. Tentunya dengan hal ini, membuat ibu-ibu dan anak muda dapat meningkatkan sisi kreativitasnya.
Sesi yang tak kalah seru adalah sesi diskusi, sesi ini dikemas dalam bentuk seminar. Terdapat 2 sesi. Sesi pertama membahas mengenai koperasi. Pada sesi tersebut, hal-hal yang yang dibahas adalah mengenai langkah-langkah dalam membangun sebuah koperasi. Sesi kedua adalah sesi mengenaik kewirausahaan, dalam sesi ini membahas mengenail cara dalam mempergunakan peluang usaha di zaman sekarang. Pada dua sesi tersebut, terlihat antusiasme dari ibu-ibu desa Cibogo, yang dilihat dari pertanyaan yang telah mereka lontarkan.
Tak cuma mengadakan diskusi saja, di acara ini panitia juga mengadakan pos kesehatan yang bekerja sama dengan mahasiswa/i fakultas kedokteran Unika Atma Jaya loh. Pada kegiatan ini, warga desa Cibogo dapat melakukan pengecekan golongan darah secara gratis, yang diperuntukkan bagi warga desa Cibogo yang termasuk dalam kelas sosial-ekonomi menengah ke bawah.
Sebelumnya sudah ada kegiatan untuk kalangan dewasa maupun remaja, ada tidak ya kegiatan yang cocok untuk adik-adik kita di desa Cibogo yang masih kecil? Tentu ada nih temen-temen. Terdapat lomba mewarnai untuk anak-anak bagi 1-3 SD dan lomba menggambar bagi anak-anak kelas 4-6 SD. Tak Cuma bagi kalangan dewasa saja yang dapat menyalurkan kreativitasnya dalam acara ini, adik-adik kita di desa Cibogo yang masih kecil juga dapat menyalurkan kreativitasnya melalui lomba mewarnai dan menggambar.
Acara ini tidak selesai begitu saja. Semoga ilmu-ilmu yang sudah dibagikan dapat berguna untuk kehidupan warga desa Cibogo sehari-hari. Bukan hanya warga desa Cibogo saja yang mendapat berbagai pembelajaran, tetapi dari panitia Atma Jaya Warrior sendiri mendapatkan pembelajaran bahwa peduli terhadap sesama harus menjadi suatu kerinduan dan bukan sebagai kewajiban. 




Minggu, 09 Juli 2017

Fodim's Highlight

Fodim Awards 2017 :
A Night Full of Stars

Hampir satu tahun berlalu sejak pelantikan kepengurusan Fodim 2016/2017. Masih ingatkah Fodimers, tanggal 10 Agustus 2016 merupakan pelantikan Christian Reynaldo sebagai ketua beserta jajaran pengurusnya? Kalau lupa, kalian bisa cek di link ini yaaa… http://fodim-uaj.blogspot.co.id/2016/08/pelantikan-pengurus-ukm-fodim-2016-2017.html
Para Ketua Panitia dari Acara di UKM Fodim
Selama hampir satu tahun, sudah banyak acara dan kegiatan yang sudah dilakukan. Mulai dari Diskusi Gebrakan, Sipostaru XXV, Fodim External Discussion, HUT Fodim, dan masih banyak lagi. Nah, untukmengapresiasi setiap usaha dan kerja keras dari Fodimers yang menjadi panitia, maka Divisi Kesejahteraan Anggota (KA) dengan bangga mempersembahkan acara Fodim Awards 2017 : A Night Full of Stars.
Best Divisi Acara

Best Divisi APTK

Best Divisi Dakons

Best Divisi Pubregdok

Best Sekertaris

Best Moderator D'Friends
Acara yang sekaligus menjadi persembahan terakhir dari Divisi KA ini bisa dikatakan berhasil menutup kepengurusan UKM Fodim periode 2016/2017 dengan cantik. Acara yang berlangsung tanggal 3 Juni lalu ini bertempat di Aula BKS dengan ketua panitia, yaitu Jhon Saifan. Acara yang cukup meriah dengan nuansa merah keemasan dibawakan oleh dua Master of Ceremony yang cantik, yakni Clara Margaretha dan Abigail Pramesi dari Sipostaru XXV.
Clara dan Abigail sebagai Master of Ceremony

Christian Reynaldo sebagai Ketua Umum Fodim periode 2016/2017

Mba Atink sebagai Pendamping UKM Fodim

Chris Bintang Juliana sebagai Ketua Umum Fodim periode 2017/2018
Penampilan band dari Fodimers menjadi pembuka yang manis, dilanjutkan dengan pembacaan nominasi dari setiap divisi dalam kepanitiaan. Tak hanya itu, setiap pembacaan nominasi diselingi dengan parodi iklan, layaknya acara awards di televisi. Ada juga penampilan dari Master Limbad dan Limbid (adiknya) yang diperankan oleh Monic dan Ardo. Ketika sudah waktu berbuka puasa, para Fodimers diundang untuk makan bersama dan berfoto-foto di hiasan dinding yang telah didekorasi oleh panitia.
Master Limbad dan Limbid
Nah, setelah itu ada penampilan lip sync dari Afgan ft. Rossa yang diperankan oleh Einstain dan Anastasia. Mereka berdua tampak serasi saat tampil bersama di atas panggung. Acara tersebut semakin menuju puncak kemeriahan dengan adanya kejutan-kejutan, seperti pemberian penghargaan kepada seluruh Ketua Panitia, pembacaan nominasi Best Moderator of D’Friends, King and Queen Sipostaru XXV, dan penghargaan untuk seluruh pengurus periode 2016/2017.
King and Queen Sipostaru XXV
Tak berhenti sampai di situ, ternyata Koordinator Divisi KA, yaitu Aditya memberikan kejutan untuk kedua staffnya, yakni Resya dan Ifan dengan video dan gambar yang dibuatnya sendiri. Tak kuasa menahan air mata, Resya dan Ifan maju ke depan dan mereka bertiga saling mencurahkan air mata. Yap, mungkin ini yang terakhir kalian memberi kami senyum, kebahagiaan, dan cinta sebagai KA. Namun, ini bukan yang terakhir untuk berkarya bersama dengan Fodim, tetapi ini merupakan awal dari perjalanan langkah untuk menuju masa depan yang indah, Fodimers. Jadi apakah malammu sudah penuh dengan bintang?
Pengurus Fodim periode 2016/2017

Jumat, 07 Juli 2017

Fodim's Highlight

Morning (Moderator Training)
Connect to be Perfect
Halo, Fodimers! Fodim’s Highlight edisi kali ini akan membahas mengenai salah satu acara pelatihan internal yang diadakan oleh UKM Fodim,  yaitu moderator training atau yang disingkat menjadi Morning. Morning merupakan salah satu program kerja dari divisi SDM Fodim yang bertujuan untuk mengajarkan kepada anggota baru Sipostaru XXV mengenai bagaimana moderator memimpin jalannya sebuah diskusi dan mengarahkan jalannya diskusi agar sesuai dengan butir-butir pembahasan. Di samping itu,  morning merupakan wadah bagi para anggota baru untuk mempersiapkan diri dan berlatih agar ke depannya siap menjadi moderator dalam acara Fodim maupun di luar Fodim.
Pertama-tama,  acara ini dibuka oleh Master of Ceremony, yaitu Inryono Kusuma yang kemudian mempersilahkan Felicia Jesslyn untuk maju memberikan kata sambutannya selaku ketua Morning. Berdasarkan tujuan acara yang telah disampaikan di atas, maka Morning ini dibagi menjadi dua sesi, yaitu sesi pertama yang dibawakan oleh Chris Bintang Juliana dan sesi kedua dibawakan oleh Julinus Omrie Napitupulu atau yang akrab dipanggil Ka Julinus.
Sesi pertama dibawakan oleh Chris Bintang Juliana 
Pada  sesi pertama yang dibawakan oleh Juli ini membahas mengenai “Apa itu Moderator?”  yang menjelaskan mengenai apa peran moderator itu, lalu apa bedanya antara moderator dengan MC, dan seberapa penting moderator itu dalam suatu diskusi. Pada sesi pertama ini terdapat inti yang ingin disampaikan kepada peserta bahwa moderator diibaratkan sebagai mediator agar pesan yang hendak disampaikan oleh pembicara dapat tersampaikan dengan baik kepada peserta dalam sebuah diskusi. Jadi, peran moderator sangatlah penting dalam sebuah diskusi karena tanpa moderator diskusi dapat menjadi kacau dan tidak terarah sehingga tujuan dari diskusi tidak tercapai.  
Sesi kedua dibawakan oleh Julinus Omrie Napitupulu
Setelah sesi pertama usai, selanjutnya sesi kedua dibawakan oleh kak Julinus. Dalam sesinya kali ini,  kak Julinus membahas mengenai teknis sebagai moderator. Dari sesi kedua ini, ada beberapa hal-hal yang disampaikan kepada peserta mengenai apa saja yang harus dipersiapkan sebelum menjadi moderator dalam acara diskusi dan teknik-teknik yang dapat dilakukan oleh seorang moderator. Kak Julinus juga menyampaikan bahwa teknik memoderatori diskusi yang baik itu tidak hanya pada lingkup di dalam diskusi saja, namun teknik-teknik sebagai moderator juga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Simulasi

Simulasi

Setelah penyampaian materi oleh Juli dan Kak Julinus, kemudian acara ini dilanjutkan dengan simulasi dari para peserta terkait materi yang telah disampaikan oleh kedua fasilitator. Nah,  bagaimana Fodimers dan sobat Atma, seru kan ulasan mengenai acara Moderator
Training ini? Jangan lupa untuk baca Fodim’s Highlight berikutnya ya ^^


Rabu, 05 Juli 2017

Fodim's Highlight

Melody of Diversity

Suatu negara tentu memiliki berbagai macam keberagaman di dalamnya, seperti contohnya adalah Indonesia. Negara yang terdiri dari berbagai suku, agama, dan ras. Suatu keberagaman pastinya akan menciptakan sudut pandang yang berbeda pula terhadap suatu hal. Membuat  pandangan setiap orang menjadi sama bukanlah hal yang mudah, namun itu merupakan keharusan sebuah negara dalam menentukan suatu kebijakan.

Tapi lain halnya apabila pandangan-pandangan yang berbeda tersebut tidak dapat mencapai satu tujuan yang sama. Begitu banyak berita yang dapat kita lihat akhir-akhir ini melontarkan isu tentang hal-hal yang berbau unsur “perbedaan”. Lalu bagaimanakah cara untuk mengatasinya?
Ini dapat diatasi  apabila semua orang memiliki rasa toleransi. Tak perlu langsung berlomba-lomba untuk  mengingatkan atau menggalakkan kepada masyarakat untuk menumbuhkan rasa tolerasi, tapi mulailah dari langkah kecil.  Pertama, mulailah terapkan dari diri sendiri untuk dapat bertoleransi terhadap sesama, karena perlahan-lahan ini juga akan mempengaruhi orang-orang di sekitar dan secara tidak langsung ini akan menggerakkan mereka juga untuk menyampaikan kepada orang-orang di sekitar mereka. Dengan begitu, setiap orang akan menyadari pentingnya rasa toleransi dan apabila pesan itu dapat tersampaikan dengan benar, maka dapat mengubah seluruh masyarakat di satu negara, bahkan satu dunia.

Berangkat dari hal tersebut, UKM Fodim bekerja sama dengan Young Eagles mengadakan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Melody of Diversity” yang diselenggarakan pada tanggal 22 Mei 2017 dan bertempat di gedung BKS 212 Unika Atma Jaya.
Dalam acara ini, hal pertama yang dilakukan adalah kegiatan untuk mengenal lebih dekat teman-teman dari Young Eagles dan begitu juga sebaliknya. Sebelum melakukan FGD, peserta diajak untuk bermain sebuah games. Di dalam games yang membuat peserta lebih bersemangat ini, disisipkan makna di dalamnya bahwa dari  masing-masing individu pasti mempunyai beberapa perbedaan yang bukan harus dijadikan sebuah permasalahan. Namun, patut dijadikan sebagai lambang persatuan.
Setelah selesai bermain games tersebut, barulah sesi FGD dimulai. Pada FGD kali ini, peserta dibagi dalam 2 kelompok yang mendiskusikan pembahasan yang sama. Beberapa hal yang dibahas dalam FGD ini, yaitu pertama, di satu sisi negara yang mempunyai keberagaman dapat menjadi suatu kekuatan dan juga kelemahan. Kedua, membahas mengenai masalah keberagaman di Indonesia dan mengajak peserta untuk menemukan solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Begitu banyak yang dapat dibahas dalam dua poin tersebut. Dengan membahasnya kita dapat mengetahui lebih jauh masalah apa yang sedang kita hadapi. Ditambah lagi dengan pemikiran dari masing-masing individu, dapat melatih kekritisan peserta sehingga menemukan solusi terbaik untuk mengatasinya.


Hasil dari diskusi tersebut tidak selesai sampai situ saja.  Dengan membagikan kepada orang-orang di sekitar kita, tentulah lebih  banyak manfaat lagi yang akan kita terima. Selain itu, melalui acara ini dapat dilihat bahwa dalam suatu negara perlu adanya rasa toleransi dari seluruh masyarakat agar tercapainya negara yang lebih aman dan tenteram. 


Fodim's Highlight

OBAMA (Obrolan Bareng Mahasiswa)
feat. BKAK dan Warek III
Pada pertengahan Juni 2017, Unika Atma Jaya akan segera meresmikan kampus ketiganya yang terletak di Cisauk, Bumi Serpong Damai (BSD). Diresmikannya kampus ketiga ini sekaligus menjadi awal baru bagi beberapa fakultas di Semanggi yang berpindah ke kampus Cisauk,  seperti fakultas Teknik,  Teknobiologi, Hospitality dan sebagian dari mahasiswa fakultas Psikologi angkatan 2017. Perpindahan tersebut juga mempengaruhi sumber daya manusia dalam organisasi mahasiswa (ormawa) fakultas maupun universitas, terutama dalam keterlibatan kepanitiaan. Berdasarkan hal tersebut, Unit Kegiatan Mahasiswa Forum Diskusi Ilmiah Mahasiswa (UKM Fodim) merasa perlunya suatu forum diskusi antara jalur 3 kemahasiswaan,  BKAK, dan juga ormawa untuk menanggapi kebijakan-kebijakan baru di Unika Atma Jaya, serta terkait kebijakan mengenai eksistensi ormawa di kampus Cisauk. Oleh karena itu, hadirlah “OBAMA” atau Obrolan Bareng Mahasiswa yang diselenggarakan pada 26 Mei 2017 lalu di Gedung D, Unika Atma Jaya. Seperti telah disampaikan di atas, acara Obama ini memiliki sejumlah tujuan, seperti untuk mensosialisasikan kebijakan baru terkait pembentukan cabang UKM/UKK di kampus BSD, menganalisis kebutuhan UKM/UKK terkait fasilitas di kampus BSD, dan menyampaikan keinginan untuk mengadakan pelatihan SDM bagi ormawa.
Anastasia Carolina sebagai Master of Ceremony
Maria Octavia sebagai Ketua Acara
Diskusi Obama yang diketuai oleh Maria Octavia ini dihadiri oleh perwakilan UKM/UKK di Atma Jaya. Acara obama ini menjadi semakin semarak dengan dibawakan oleh Master of Ceremony, yaitu Anastasia Carolina. Menariknya, pembicara dalam diskusi ringan nan segar kali ini adalah Dr. Tommy N. Tanumihardja, Sp. An selaku Wakil Rektor III Unika Atma Jaya yang baru bersama dengan Lisa Esti Puji Hartanti, S.Sos., M.Si selaku Kepala BKAK Unika Atma Jaya. Diskusi yang terbagi dalam dua sesi di mana pada sesi pertama yang berupa seminar, dimoderatori oleh Christian Reynaldo. Kemudian di sesi kedua yang berupa Focus Group Discussion dimoderatori oleh Ibu Lisa sendiri.
Dr. Tommy N. Tanumihardja, Sp. An (Wakil Rektor III Unika Atma Jaya)
Lisa Esti Puji Hartanti, S. Sos., M.Si (Kepala BKAK Unika Atma Jaya)
Dalam sesi seminar, Dr. Tommy membahas tentang “Implementasi Nilai Inti Unika Atma Jaya dalam Transformasi Pribadi dan Sosial Mahasiswa”. Beliau mengatakan bahwa sejak pengenalan kampus sudah ada nilai-nilai yang ditanamkan kepada mahasiswa untuk bertumbuh dan berkembang supaya dapat bertransformasi lebih baik. Kemudian, salah satu isu yang muncul adalah mengenai perpindahan ke Cisauk. Pindah memang bukan berarti kosong, tetapi ini seperti ekspansi mengembangkan dan bertransformasi untuk lebih besar lagi. Sekedar info, bahwa tahun 2019 mendatang, tujuan yang ingin dicapai oleh Unika Atma Jaya adalah Digital Social Entrepreneurship.

Untuk mencapai hal tersebut, salah satu prosesnya adalah ekspansi ke kampus BSD. Ibu Lisa menjelaskan mengenai “UKM Road to BSD”, di mana secara bertahap Atma Jaya akan pindah ke BSD. Sehingga nantinya di sana akan ada empat ruangan untuk UKM-UKM yang digunakan secara bersama dan saling berbagi dengan UKM lainnya. Di samping itu, ada hal yang lebih penting lagi bahwa rencananya BEM Universitas akan dihidupkan kembali untuk membantu jalur koordinasi kepada BKAK.

Bagaimana nih, Fodimers dan sobat Atma? Ingin tahu lebih mengenai hasil Focus Group Discussion yang diadakan, bisa intip di link ini ya: -> https://drive.google.com/drive/u/0/my-drive .

Fodim's Highlight

Citizen Journalism Competition: "Taste of Indonesia: Temukan Indonesia dalam Ceritamu"
Halo, Fodimers dan sobat Atma! Divisi Jurnalistik Unit Kegiatan Mahasiswa Forum Diskusi Ilmiah Mahasiswa (UKM Fodim) kembali lagi hadir untuk mengulas kilasan acara-acara UKM Fodim, nih, dalam Fodim’s Highlight edisi Mei dan Juni 2017. Diantara sejumlah acara yang ada, salah satu yang pertama-tama akan diulas adalah Citizen Journalism Competition atau disingkat CJC. Acara CJC ini dapat dikatakan masih sangat fresh dalam ingatan karena diselenggarakan baru-baru ini sekitar akhir April sampai pertengahan Mei 2017. Selain itu, acara ini juga merupakan terobosan baru yang diselenggarakan oleh UKM Fodim, terutama dalam bidang jurnalistik.
Pada awalnya, UKM Fodim melihat semakin hari perkembangan teknologi terjadi semakin pesat. Hal tersebut juga diiringi dengan ide-ide kreatif dari orang-orang untuk memanfaatkan teknologi tersebut untuk hal yang positif. Seperti contohnya, saat ini orang-orang di seluruh dunia, termasuk Indonesia, berlomba-lomba memanfaatkan kamera handphone, kamera DSLR atau kamera yang dipasang pada drone untuk merekam gambar dan keadaan di suatu tempat yang kemudian akan dijadikan output sebagai video blogging (vlogging) dan citizen journalism. Dari kedua output tersebut, pastinya masih banyak di antara kita yang belum memahami apa makna sesungguhnya dari Citizen Journalism. Citizen Journalism itu sendiri merupakan atau kegiatan jurnalistik untuk melakukan peliputan atau penyebaran informasi yang dilakukan oleh warga biasa non wartawan.



Oleh karena itu, divisi jurnalistik UKM Fodim melihat akan adanya peluang untuk mengadakan sebuah terobosan baru dan pertama kali di Unika Atma Jaya mengenai Citizen Journalism yang dikemas menjadi Citizen Journalism Competition (CJC) dengan tema ”Taste of Indonesia: Temukan Indonesia dalam Ceritamu”. CJC ini dibuat menjadi sebuah rangkaian acara, yang terdiri dari:
1.      Workshop
hari, tgl            : 15 Mei 2017
lokasi               : Aula BKS, Unika Atma Jaya
waktu              : Pkl 15.30- selesai
MC                  : Jhon Saifan (salah satu mahasiswa Fakultas Ekonomi, Akuntansi)
moderator        : Yosita Kumala Dewi (salah satu mahasiswa Fakultas Hukum)
pembicara        : (1) Istiarto Sigit Nugroho, S.E, M.IKom. yang merupakan   Correspondent CCN Indonesia TV;
(2) Marsya Manopo, yang merupakan host dalam acara “Weekend List” yang ditanyakan di NET TV
Dalam worskhop ini, pembicara pertama, yaitu Istiarto Sigit Nugroho, S.E, M.IKom atau yang akrab dipanggil Ka Itho juga merupakan Alumni dari UKM Fodim. Dalam sesinya, banyak ilmu-ilmu mengenai jurnalistik yang dibagikan oleh Kak Itho. Beliau memaparkan secara umum apa itu jurnalistik, lalu hal-hal apa yang penting dalam jurnalistik, yaitu journalistic truth. Bila dikatakan bahwa dalam dunia jurnalistik sebagai seorang jurnalis  harus bersikap dan berpola-pikir objektif serta tidak boleh memihak. Karena kebenaran yang kita dapatkan di lapangan harus kita telusuri keabsahannya dan kebenaran informasi tersebut. Setelah pemaparan materi Kak Itho usai, Beliau meminta salah satu peserta untuk memperagakan bagaimana melakukan live report.
Kemudian, sesi berikutnya dilanjutkan oleh Marsya Manopo atau yang akrab dipanggil Ka Marsya. Dalam sesi kedua yang dibawakan oleh Ka Marsya, beliau membagikan pengalamannya saat masih menjadi host Weekend List yang banyak berpergian ke luar kota untuk me-review tempat-tempat yang bagus dan anti-mainstream. Menurut Kak Marsya, ada sejumlah langkah-langkah apabila ingin mengemas konsep jalan-jalan atau wisata untuk menjadi sebuah karya jurnalistik, yaitu pertama, si pembuat video harus mengetahui siapa target yang disasar. Kedua, susun alur cerita yang ingin diperlihatkan dari video tersebut. Ketiga, buatlah skrip inti kata-kata yang akan disampaikan pada setiap masing-masing bagian. Dan, terakhir lakukanlah proses pengambilan gambar pada tempat yang ditargetkan.




Bila di atas, sudah dibahas mengenai gambaran selama workshop, berikutnya ada masa pendaftaran perlombaan yang dibuka pada 16 Mei 2017 sampai 28 Mei 2017 . Lomba ini dibuat berkelompok dengan beberapa ketentuan, seperti video bedurasi 5-7 menit, isi video harus sesuai dengan tema, isi video tidak mengandung unsur pornografi, menyinggung SARA, dan unsur kekerasan. Pada akhirnya, terdapat sejumlah tim yang mendaftarkan diri untuk ikut serta dalam lomba ini.
2.                 Pengumuman lomba bagi mahasiswa/i dan siswa/i se-Jabodetabek
hari, tgl            : 30 Mei 2017
lokasi               : Aula BKS, Unika Atma Jaya
waktu              : Pkl 13.00-selesai
Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba yaitu, hari pengumuman lomba Citizen Competition Journalism. Peserta yang mengikuti lomba terdiri dari 2 kelompok yaitu RBG Curve dan AGGC (Anti Gakuy Gakuy Club). Tema yang diambil dari kedua kelompok tersebut sangat unik dan sesuai dengan tema yang diangkat. Tema dari kelompok RBG Curve adalah When Nature Around Us is Calling dan tema dari kelompok AGGC adalah Mengintip Indonesia dari Dinding Sebelah. Sangat unik bukan tema tersebut? kalo kalian penasaran dengan isi video kedua kelompok tersebut ini link untuk melihat video mereka.
Setelah menyaksikan kedua video tersebut kita dapat belajar bahwa ada hal yang belum kita sadari dari Indonesia yang sebenarnya adalah cermin dari kebudayaan Indonesia yang juga merupakan kekhasan dari Indonesia.
Kelompok AGGC

Kelompok RGB Curve



Senin, 03 Juli 2017

Fodim's Highlight

Road to Election:
Bersama Mewujudkan Demokrasi Sehat

Hola, Fodimers dan sobat Atma! Pada kesempatan kali ini divisi Jurnalistik Fodim kembali hadir dalam Fodim’s Highlight edisi bulan Mei dan Juni 2017. Fodim’s Highlight kali ini akan mengulas mengenai salah satu acara Fodim External Discussion (FED)  yang diadakan oleh UKM Fodim, yaitu “RoLe” atau Road to Election dengan tema “Bersama Mewujudkan Demokrasi Sehat”. Acara diskusi ini diselenggarakan pada tanggal 12 April 2017 lalu, berdekatan dengan waktu Pilkada DKI Jakarta yang diadakan seminggu kemudian. Acara yang diketuai oleh Chris Bintang Juliana ini, diawali dengan adanya pembukaan dari Einstain Klein Marthing selaku Master of Ceremony, dilanjutkan dengan moderator yaitu Willem L. Turpijn, alumni UKM Fodim.


Acara yang berlangsung kurang lebih dua jam ini menghadirkan pembicara dari Dosen Fakultas Hukum Unika Atma Jaya, Ketua Umum Bawaslu Provinsi DKI Jakarta, dan Koordinator Komite Pemilihan Umum (KPU). Diskusi tersebut dibentuk berdasarkan fenomena yang sempat terjadi di kalangan masyarakat mengenai isu-isu yang meresahkan dan tidak bertanggungjawab menuju Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017. Berdasarkan isu-isu yang ada, bagaimana peran mahasiswa untuk turut andil dalam mewujudkan demokrasi sehat?

Ibu Mimah Susanti, S. Sos selaku Ketua Umum Bawaslu Provinsi DKI Jakarta mengakui bahwa berbeda dengan tempat lain, Bawaslu di Jakarta lebih kompleks. Kejadian seperti demo pastinya tidak bisa dihindari. Bawaslu hanya dapat menyelesaikan kejadian-kejadian kecil, selebihnya yang kita dapat lakukan adalah menekan terjadinya black campaign. Menurut penuturan Ibu Mimah, Banwaslu wajib menciptakan pilkada yang aman, oleh karena itu apabila terjadi demo kami akan meminta polisi untuk bertindak.


Jeirry Sumampouw sebagai Koordinator KPU mengatakan bahwa apakah ada ukuran Pemilu berjalan dengan baik atau tidak? Jika dibandingkan dengan tahun lalu, secara kualitatif mengalami penurunan. Banyak kampanye yang dihalang-halangi dan diatur-atur. Orang-orang tidak boleh kehilangan hak suaranya hanya karena masalah administratif, maka telah disiapkan antisipasi dari masalah ini dengan memperbanyak jumlah surat suara di TPS. Namun, kelebihan surat suara tidak boleh terlalu banyak agar tidak disalahgunakan untuk hal-hal tertentu.

Penyelenggaraan Pemilu tadinya hanya memilih wakil rakyat, lalu kemudian untuk pemilihan Presiden. Namun, apakah makna demokratis ini secara langsung atau tidak langsung? Jika dikatakan langsung di beberapa daerah kadang menjadi masalah. Dalam hal ini, Pemilu adalah hak. Hak politik untuk memilih dan dipilih. Menurut Dr. Daniel Yusmic P. FoEkh selaku Dosen Fakultas Hukum, di sini demokrasi sangat kuat. Kampanye negatif tidak apa, yang tidak boleh itu black campaign. Sebaiknya dilakukan secara profesional agar dilaksanakan pemilu yang sehat. Melibatkan kampus dalam rangka menunjang demokrasi yang sehat.


Di akhir sesi, mahasiswa yang datang diberi kesempatan untuk bertanya kepada pembicara. Salah satunya adalah Rindu dari Fakultas Ekonomi, “Apa saja peraturan yang dapat kita lakukan untuk menunjang demokrasi yang sehat, tidak hanya untuk kalangan-kalangan tertentu?” Jawabannya adalah salah satu peran yang dapat mahasiswa lakukan dengan tidak menyebarkan berita hoax dan melaporkan kepada DKPP yang punya kewenangan.

Pertanyaan lain datang dari salah satu peserta, “Bagaimana menormalisasikan pandangan masyarakat yang mencampuradukkan agama dan politik?” Jawabannya adalah pengaruh yang terbesar berada pada media sosial. Sebaiknya kita tidak membagikan hal-hal atau berita yang berbau provokatif. Semakin banyak info yang diterima, maka akan menghasilkan hal yang benar/wajar. Apabila sebenarnya tidak benar, maka itu akan menjadi masalah. Seharusnya hanya hal-hal yang bernilai positiflah yang dibagikan.


Fodimers dan sobat Atma, secara tidak langsung, sebagai mahasiswa sudah seharusnya kita turut andil dalam mewujudkan demokrasi sehat. Kita boleh mendukung paslon yang diharapkan, tapi harus tetap sesuai dengan peraturan yang ada.